Selasa, 12 Februari 2008

Samalam di Ranah Minang : Melepas Rindu Kampung Halaman

Dua pelajar asing tengah menyaksikan pentas Samalam di Ranah Minang di Teater Arena

SOLO- Sumatera banget! Begitulah kesan yang langsung tertangkap saat pentas seni Samalam di Ranah Minang di Teater Arena Taman Budaya Surakarta, Jl.Ir Sutami 57, Solo, Jawa Tengah, Sabtu 9 Februari 2008. Dari judul yang dipilih, para calon penonton sudah bisa memperkirakan bahwa pentas ini akan menampilkan kesenian dari Minangkabau, Sumatera Barat.

Pentas yang dibawakan oleh Komunitas Seni Mahasiswa Rang Awak (Marawa) tersebut memang menyuguhkan tarian, nyanyian hingga dagelan mirip srimulat ala Minang.Di sepanjang pertunjukkan, hanya satu bahasa yang digunakan, Bahasa Minang. Nasib bahasa Jawa malam itu agak sial, karena hanya dibuat lucu-lucuan persis seperti masyarakat Jawa memperlakukan bahasa Tegal.

Selain kesenian yang dipentaskan, yang menarik justru adalah bagaimana Teater Arena yang luasnya hanya sekitar 20 x 20 meter persegi ini menjadi sebuah ajang melepas kerinduan terhadap kampung halaman secara kolektif. Maklum, hampir seluruh penonton yang datang adalah para perantau Minang yang berdomisili di Solo dan sekitarnya. Gelak tawa dan teriakan spontan para perantau terdengar di sepanjang pertunjukkan seiring mencairnya kerinduan mereka.

Salah seorang penonton menuturkan bahwa para perantau Minang di Solo dan sekitarnya saat ini berjumlah 700 kepala keluarga. Mereka aktif berkomunikasi dan bersilaturahmi minimal setahun sekali pada saat Lebaran. Berkumpul dan bersama-sama menonton kesenian Minang di tanah rantau baru malam itu mereka alami.

"Kita kemarin diundang, mas. Acara macam ini baru pertama kali ada. Biasanya cuma satu kali kami bekumpul, waktu halal bihalal saja. Ya lumayan, meski dak seperti di kampung tapi cukup buat obat rindu," ujarnya.
Kunjungi foto-foto Samalam di Ranah Minang selengkapnya di galeri foto.

Tidak ada komentar: